tomorrow is not ours to see

31 Desember 2011

Homework again.

Sebelumnya sy minta maaf sama neng Mevi, karena seperti entri terbaru anda Writer's block, sy juga sempat kehilangan semangat menulis karena kesibukan yang menggunung sampai PR yang eneng berikan harus terjeda sebulan lamanya.*Gomennasai... OK, kita mulai saja PRnya. Silakan bertanya.  Mev: Tokoh panutan dalam hidupmu siapa? Sebutkan alasannya yang dapat menggugah air mata! Saya: ada banyak...
Read More

22 Desember 2011

waiting for reply

malam pun terasa menjadi bisu, benar-benar bisu seolah malas menemaniku menunggui balasan kebodohanku darimu kebosanannya menguapkan lelap menjadi esok hari yang biasaamat lebih biasatidak kutemukan media yang identik pengganti hangat jawabmuatau sekedar untuk mengisi waktu tunggukujuga tak ada lagi gitar yang bisa kudekapmemetik satu-satu lagu kesukaan kitasayup-sayup angin resah menghela begitu...
Read More

05 Desember 2011

bincang-bincang di penghujung malam

pict. from here "hei, kau menangis, Khira?" "eh? tidak, hanya kemasukan debu. duduk di batang pohon membuat mataku kelilipan. bintang-bintangmu saja yang membuat air mataku sekilau tangis." "kau selalu mengelak saat kupergoki jempolmu yang mengusap, menyembunyikan air mata. aku yang sebuta jam dua belas ini pun bisa mengintip diantara jempolmu itu. Aku tahu malam, Khira, aku tahu tak akan...
Read More

27 November 2011

Homework

pict. from here yah, (semoga) untuk kali ini (saja) sy akan menuliskan sesuatu yang bukan imajinasi saya. sesuatu yang menuntut kenyataan meski pada kenyataannya, mungkin kalian yang membaca tidak sepenuhnya percaya apa yang saya tulis ini nyata. ini PR dari neng Ayu "The Hiker". hmmm, ini lebih mirip penyakit yang (dengan sengaja) ditularkan daripada PR. hahahhaa. yah,mungkin beruntung dan sial...
Read More

24 November 2011

mengandai-andaikan kemungkinan

20 April 2010 aku hidup dalam senyummu/seperti kau hidup bersama anganku/indah takkan menggantikan tawa/nurani hanya mengungkap sepi/sebab darimu aku menanti morse.Hai Diza,Awan Nimbus lagi-lagi mengingatkanku padamu, pada cerita kita di bukit berpadang ilalang saat kau hampir terlelap memandangi mereka berbaris, menghalangi siang menusuk matamu agar kau bisa pulas sepenuhnya. Kau tahu,...
Read More

23 November 2011

IF (ONLY) YOU WERE MINE*

pict. from here jika kau menjadi milikku, Nayla, maka pagi akan begitu cemburu, pada semburatnya yang aku selingkuhi, pada senyummu yang malu-malu. jika kau menjadi milikku, Nayla, maka meski mentari menjadi murka, dan panasnya seolah haus akan luka, bagiku siang hanya sebuah rona. jika saja kau menjadi milikku, Nayla, pasti senja menjadi enggan untuk pulang, dan malam tak sabar...
Read More

22 November 2011

tentang kehilangan

pict. from here suatu hari kau bertanya tentang makna kehilangan. tentang bagaimana wajah berubah pudar atau tentang suara yang semakin membisik sampai semuanya hanya meninggalkan ketiadaan sebagai suatu kepastian. kehilangan, adalah menjadi kembali pada awal yang berbeda, seperti selusur-selusur pagi yang menyusup diantara celah dedaunan, rasanya tak akan pernah sama. kehilangan, sahabatku, adalah...
Read More

15 November 2011

Yang Masih Bisa Kuingat Tentang November

1 November 2011 Suatu ketika, aku menanyai diriku, apa hal yang masih bisa kuingat tentang November? Dan jawabannya tidak singkat. *** pict. from here Aku tak pernah lupa pada awal bulan-bulan yang sama, November,  di tahun-tahun sebelumnya, dimana mega pagi akan selalu ditemani rona amarilis-amarilis jingga yang bermekaran dan embun fajar yang membeku. Lalu aku akan berhenti...
Read More

09 November 2011

kunang-kunang

aku hanya kunang-kunang yang terasing terbang lunglai di atas telaga meredam bising bukan untuk menuai hening, tidak pula sekedar bertukar tangkap menjaring kuning aku hanya kunang-kunang yang menjadi takut pada cahaya redup, nyaris padam, penghalau kabut pada mimpi-mimpi dan harapan menjelma semut menggetarkan sayap-sayapku berubah kalut hati merajut kusut merindu maut. aku hanya kunang-kunang...
Read More

02 November 2011

Aku mengenangmu. Kamu?

original pict. from here 30 Maret 2010 aku tak bisa berhenti untuk tidak terjaga, hingga kuputuskan untuk memburu bayangmu berpacu bersama penaku. Diza, masih kah kau menerima tulisan-tulisanku? masih kah kau membacanya? karena di ketiga balasan terakhir yang kaukirimkan padaku tak ada tanda kecupmu atau sekedar bubuhan parafmu yang kau akhiri dengan bentuk hati. ada kah kau mengenang setiap...
Read More

30 Oktober 2011

yang tersisa dari sepasang tua

original pict. from here Karena kau terlampau renta untuk berjalan dan hari akan terlalu menyengat jika kuhabiskan sendiri tanpamu di padang teh maka aku hanya akan menemanimu duduk di halaman belakang rumah kita mempertanyakan hak milik kita yang masih tersisa. Menurutmu, apa yang tersisa dari kita selain rumah ini dan hasrat kasih untuk ditautkan hingga menjadi kebersalingan? Selain pundakku...
Read More

25 Oktober 2011

aku hanya rindu

22 Maret 2010 baca lah lirik-lirik kejujuranku yang membohongi dunia, membohongimu. Diza, kesekian kalinya aku menulis untukmu, dan entah keberapa kalinya kau harus membalas tulisan-tulisanku, aku berterima kasih untuk itu. Aku hanya ingin tahu kabarmu, meski sebenarnya aku tidak benar-benar tertarik pada kabarmu, aku hanya kangen pada senyummu, pada candamu, pada tawa yang kau gelakkan saat...
Read More

23 Oktober 2011

sajak tentang catatan yang cemburu

Aku hanya pengelana bego yang melangkah tanpa tujuan, merasa terasing antara Q sampai M, terperangkap dalam imaji-imaji pelik, menjadi buta saat waktu mengajariku membaca raut mawar, tersesat dalam kilau malam, dan terhampakan oleh setiap koma yang berakhirdengan tiga titik… Aku adalah penghayal yang buruk. Selalu terlalu tinggi memetakan imajinasi pembentuk warna hijau yang nyatanya adalah sederhana,...
Read More

18 Oktober 2011

“ASSALAMU’ALAIKUM,” salam seorang lelaki berseragam rapi dengan suaranya yang terdengar berat sembari mengetuk pelan daun pintu kayu yang tampak reyot, wajahnya terlihat setengah letih namun tetap berdiri tegak diatas kedua kakinya. Samar ia mendengar suara batuk-batuk satu dua dari dalam rumah diikuti suara langkah kaki mendekat. “Walaikumsalam, siapa?” Tanya suara letih seorang wanita sesaat...
Read More

Jangan menyerah pada ilalang yang tertidur bersama asa hingga petang berakhir

Jangan berhenti mencariku di tengah ilalang. ketika bunga-bunganya menemukanku dalam tiada dan semerbak merasuk merengkuh makna. karena jika kau tahu, tak satu bintang jatuh pun yang kita pandangi di padang itu memberi harapan kosong. Tak hanya kekesalan yang digenangkan hujan untuk meredam hari di sore aku memetakan wajahmu bersama lembar usangnya perkamen kuning. Jangan berhenti mencumbuku...
Read More

01 Oktober 2011

nyanyian angin

Telah kusaksikan tumpuk-tumpuk angin, berkejaran brsama pemburu mungil angin. Petang pun menyambut angin, kala malam tak jadi malam tanpa angin. Tak pelak ibu-ibu angin tersenyum, sementara anak-anak angin tersadar dari permainan gundu. Aku pun merasakan percik-percik angin membanjiri keningku, merasakan titik-titik angin membasahi acak rambutku. Tak jarang angin-angin gila meracau. Membenturkan...
Read More

untittled tale

matanya sayu menancap memasung dalam tatap lelah menari di dapur pengap langkahnya pun tak lagi mantap kulitnya kian mengendur kerut tiada terelakkan ngarai-ngarai kering kian terukir diantaranya saksi waktu yang dilalui dalam kelabu bibirnya pun hanya menyangga erangan tapi adakah kau melihatnya? menyadari bahwa setiap waktu yang ia buang itu hanya untukmu? mungkin kau tahu, mungkin kau belum...
Read More

13 September 2011

Pesan Singkat Dari Bulanku Untuk Bulan Separo

“rinnggg…riinggg…riinggg, beli..beliii…dua seringgit,” celetuk Mail dalam film Upin dan Ipin dari balik bantalku. Seperti halnya orang lain yang terlihat menggerutu saat dibangunkan oleh dering handphone di tengah malam buta, dengan mata yang terasa masih saling berkait diantara bulu-bulunya, aku mencoba meraba-raba suara yang menjalar naik ke telingaku. Mencoba menebak-nebak, dari siapa gerangan...
Read More

04 September 2011

kau

siang tengah tertidur kau pun tak ingin kalah lelap dari siang dan saat hangat membangunkan mimpi perlahan kau membuka matamu kau mulai bersajak dibawah beringin saat sore kembali kau bertanya padaku "kemana saja kau siang ini? sajakku mencarimu bermerdu bersama dalam ilalang" kau tak tahu saja, aku di atas dahan sepanjang siang menantikan hangat siang perlahan membuka matamu. kau mungkin juga...
Read More

pernahkah kau benar-benar bertanya?

aku masih bertanya-tanya, pernahkah kau mencoba untuk bertanya akan diriku yang tak jua menanyaimu saat kita punya waktu menghabiskan bahkan dua cangkir kopi setiap sabtu malam dalam keremangan lilin yang manja menari liar diantara belaian sepoi dinginnya angin yang bertemankan kabut yang membuatmu sedikit meringis sembari mengelus-elus sisi lenganmu? Yah, aku menunggumu dalam debar saat setiap...
Read More

pohon ek

Bagaimana harus kukungkapkan, sebuah kalimat yang tak pernah tersentuh ujung lidahku. aku tak cukup tenang setiap kali tanganmu mengacung seakan memanggil langkah kakiku. tak pelak jalan setapak tercipta saat aku mendekatimu, mengharuskan aku mengacuhkan imajinasi bunga-bunga yang melambai berharap tampak indah di ekor mata. "apa kabar?", tanyamu, Seolah sudah dua musim kita mencari arah untuk...
Read More

kekecewaan malam pada manusia

Parodi-parodi malam kini telah bisa membuat secangkir kopi kehilangan rasanya. Kabut pun mencibir melihat pemandangan itu, meyadari dirinya tak berarti lagi disekeliling kotak temaram yang biasa mereka tumpangi. segala keindahan kegelapan pun menjadi terabaikan oleh ke"bego"an manusia. Untung saja tak ada tangisan perih hujan, mungkin ia sedang tak disini. mungkin ia terlalu sibuk meratapi kepergiannya...
Read More

Pandangan Pertama (sebuah epic)

Kala itu aku masih sepolos tembok samping rumahku. Semuanya terjadi begitu kilas, tanpa sempat aku menduganya. Berawal saat kukendarai sepeda motorku menuju tempat les. Tanpa helm rasanya ringan. Angin membelai kasar rambutku yang memang tak kalah pajang dengan sapu ijuk yang biasa kupakai menyapu teras. Di situ lah aku bertemu dia. Ia berdiri di sudut jalan saat aku berhenti untuk memohon pada...
Read More

langit siang yang tanpa angin

Entah kenapa aku selalu teringat dengannya. Setiap kali kuhadapkan wajahku ke jendela ia selalu ada melambaikan tangannya melalui dahan-dahan yang rapuh meyapa sosok dengan kepedihan dalam hati yang sedang menulis. Seakan berkata lewat sayupnya untuk selalu mengingat dia. Aku pun bertanya pada biru, karna hanya dia yang mampu melihat yang tak mampu ku lihat, apa yang dia lakukan di di seberang...
Read More

1st

Aku memutuskan menghapus blog yang lama. ia sudah terlalu lama tertidur, dan aku terlalu jenuh untuk membangunkannya. jadi aku terpikir untuk hal yang sulit.Euthanasia... farewell blog lama. wellcome, blog baru. mari kita mulai lagi dari awal. kali ini semoga kita tidak "koma" bersa...
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.