malam pun terasa menjadi bisu, benar-benar bisu
seolah malas menemaniku menunggui balasan kebodohanku darimu
kebosanannya menguapkan lelap menjadi esok hari yang biasa
amat lebih biasa
tidak kutemukan media yang identik pengganti hangat jawabmu
atau sekedar untuk mengisi waktu tungguku
juga tak ada lagi gitar yang bisa kudekap
memetik satu-satu lagu kesukaan kita
sayup-sayup angin resah menghela begitu kering
angin tenggara
aku masih duduk diujung jendela menatap venus
yang hilang ditempatnya menggantung
menikmati malam yang menjadi kelabu
masihkah kau mau berujar
"kusuka suara puisimu"
sambil meletakkan lamat-lamat
pipimu dibahuku
mungkin aku akan lelah duduk dalam diam
menebak kesibukanmu sambil memeluk lutut
kau begitu lugu menyadari isyaratku
tapi kita jelas mengerti arti kata menunggu
maka katakan,
apa yang harus kulakukan?
0 comment:
Posting Komentar