04 September 2011

pohon ek

Bagaimana harus kukungkapkan, sebuah kalimat yang tak pernah tersentuh ujung lidahku. aku tak cukup tenang setiap kali tanganmu mengacung seakan memanggil langkah kakiku. tak pelak jalan setapak tercipta saat aku mendekatimu, mengharuskan aku mengacuhkan imajinasi bunga-bunga yang melambai berharap tampak indah di ekor mata.

"apa kabar?", tanyamu,
Seolah sudah dua musim kita mencari arah untuk kembali beriringan karena masa dan kembali searah karena waktu. aku begitu membeku sejenak sehingga teori Quantum seakan tidak berlaku seketika matamu sekilas membentur celah-celah pupilku, berharap itu akan menghasilkan percikan rasa yang selaras dengan kebisuan batin.

Kau pun bertanya, " bisakah kita tetap bersama seperti ini?"
Kau membuatku terdiam. Aku pun ingin tetap menjaga detak waktu agar tak beranjak menjauhi dan menjauhkan kita, lebih dari hasrat titik-titik embun mencapai ketinggian awan hitam lalu akhirnya ikut menghujam bersama hujan. namun, bagaimana harus kuungkapkan, ketika tujuanku lebih dekat dibanding kau yang duduk disisiku, memandangi sepatumu menari menggantung. bagaimana harus kusampaikan rasa takutku bila kau tak akan bertanya tentang kabarku lagi. bagaimana harus kujelaskan pada diriku tentang apa yang harus kuungkapkan meski hanya sebatas bisikan dibalik gelombang mahkotamu. aku terlalu ragu untuk menjawab. aku bahkan kalah jika harus bertatapan denganmu. aku tahu kau tak akan memohon, tapi kau hanya menanti jawaban yang tak kau dan aku harapkan.

kau pun mulai menangis, mencari jawaban lain dibalik tiap tetesan air mata....
[bahkan saat hatimu mulai ikut berkaca-kaca, kau tetap memukau.] saat aku terbangun dari keterpakuanku pada keindahamu, aku berusaha menemukan celah untuk menenangkamu, menghentikan jatuhnya mutiaramu, membentuk anak sungai di pipimu. tak satu pun jawaban kutemukan dari balik tumpuk jerami kebimbangan.
kau akhirnya menemukan rahasia pertanyaanmu dan berbisik disela isakan, "aku menunggumu di bawah kerindangan ek tua"

============================================================

ketika hasrat memanggil kegundahan.

0 comment:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.