kudengar dirimu
sedang sakit. sebuah hal yang biasa terjadi pada kita, manusia. namun
dibalik hal yang biasa, aku tahu kau punya kebiasaan yang tidak biasa.
kebiasaan itu, yang percaya atau tidak sepertinya membuatmu tidak enak
badan. Bila malam bahkan telah
menjadi terlalu buta, kau masih belum mau memejamkan mata. Maka setenang
apapun diriku, aku tak bisa memendam kekhawatiran akan kebiasaanmu.
Jangan lakukan itu, manis. Kau sedang sakit. orang sakit butuh
istirahat, butuh tidur. akitvitas bukanlah pilihan yang bijak untuk
siapa pun yang sedang terkulai sepertimu.
Gula,
tahukah kau apa yang terjadi pada mereka yang keras kepala dan menjadi
lupa pada kewajiban mereka saat malam menggantung? lupa tidur.
Akan kuceritakan – kudongengkan tepatnya – padamu.
Ini
adalah cerita sahabatku yang baik hati. Namanya Tuan Pengelana Mimpi.
Penjaga Alam Mimpi yang diciptakan oleh Oneiroi, dewa-dewa Alam Mimpi.
wujudnya seperti anak lima belas tahun dengan baju berwarna hijau
bermotif Cypress yang
selalu tersenyum pada manusia yang melompat ke portal Alam Mimpi.
seperti sosok di film yang dulu pernah kau tonton, Peter-pan mungkin,
hanya sedikit lebih besar. Ia ditugaskan untuk menemani kita, para
pemimpi selama berada di Taman Bunga Matahari Cebol, sebuah taman bunga
matahari setinggi lutut orang dewasa yang terhampar luas. Serupa
langganan, entah bagaimana, ia akan mengingat kita satu-satu. lalu, ia
akan mereka-reka kapan biasanya kita akan melompat ke portal. Dan
setelah mendengar Induk Pagi berkokok ia akan menebar Serbuk Vanisha di
kepala kita. supaya kita menjadi lupa dan tidak bosan untuk datang ke
taman dan bermain bersamanya. itulah mengapa kita tidak ingat apa yang
kita mimpikan saat malam dan menggantinya dengan proyeksi memori-memori
masa lalu kita.
Selain
baik hati dan murah senyum, Tuan Pengelana Mimpi sebenarnya sedikit
egois. Ada hal lain yang tak pernah lepas dari ingatan Tuan Pengelana
Mimpi ketika
ia menemukan orang-orang yang masih terjaga hingga jarang menemuinya
dalam Taman Bunga Matahari Cebol. Kau misalnya. Kau tahu, ia
seolah mencari-cari cara agar kau mau menikmati alam mimpi bersama lebih
lama dari biasanya. Maka ia membuatmu lemah, agar kau tak pernah
jauh-jauh dari portal penghubung antara kau dan dia. Di dunia kita biasa
menyebut kelemahan itu sebagai Sakit, dan portal itu disebut Tidur.
Setiap kali Tuan Pengelana Mimpi tak mendapatimu di portal itu lebih
awal, ia akan kecewa. Kekecewaan yang menumpuk membuatnya menjemputmu
melewati portal, membawa Serbuk Sari Bunga Kaktus Mimpi dan
menyebarkannya di atas kepalamu agar darah dikepalamu berdenyut deras
dan kau merasakan kehangatan yang berlebih. Sekarang kau tahu kan kenapa
kau merasa demam? Serbuk Sari Bunga Kaktus Mimpi itu nantinya akan
tumbuh menjadi bitik-bintik merah di tubuhmu hingga kau akan terlihat
seperti kaktus yang dicabuti duri-durinya. setelahnya ia akan
menumpahkan air Ingazu yang kental yang diambilnya dari telaga di alam
mimpi ke dalam hidungmu. kau juga tahu kan apa yang kau lakukan saat
hidungmu penuh dengan cairan itu? kau akan butuh tissue yang sangat
banyak. Ya, begitulah cara Tuan Pengelana Mimpi membawamu kembali
padanya. Dan itu akan sangat lama
sebagai ganti waktumu bersamanya yang kau alpakan.
Kau
mungkin tahu
aku tak bisa menyembunyikan kekhawatiranku pada apa yang terjadi. Ya,
itu terlalu tak terlihat sebagai sesuatu yang wajar. Maka aku menunggu
alasan-alasan untuk mendatangimu, alasan yang semoga tak membuat
seseorang sepertimu merasa risih. Kadang aku berpikir bahwa aku memang
seorang yang bodoh yang mengharap pada khayal-khayal yang diceritakan
Tuan Pengelana Mimpi, tapi menjadi bodoh bukan salah satu alasan untuk
berhenti melihat senyum dari balik selimutmu. Sebenarnya, ia banyak
bercerita padaku. Setiap ia mengunjungi portalku, ia selalu menyempatkan
diri menenggak sedikit teh yang kuseduh. Setelah mengecap sisa teh di
lidahnya, ia mulai mengeluh tentang kau yang melupakannya. Betapa ia
selalu menantikanmu dan kau baru terpejam ketika terpaksa ia menyewa
Dewi-Dewi Kantuk untuk duduk di pelupuk matamu – akan kuceritakan
tentang dewi-dewi itu lain kali jika kau penasaran. Tapi kini , kepercayaan Oneiroi padanya mulai menipis
sehingga ia dilarang menjemput manusia melewati portal. Maka untuk membawamu ke portal, ia harus diam-diam
melanggar Undang-Undang Ketertiban Tidur tentang Batas Wilayah Alam
Mimpi. Kau pasti begitu menawan hingga seorang Pengelana Mimpi rela
berbuat begitu. Ya, sepertinya kau memang.
Begitulah kisahnya. sstt! jangan cerita pada orang lain ya, nanti alam mimpi menjadi tidak menarik lagi.
Yang ingin
kukatakan adalah, tolong! Jangan memaksa dirimu berlebihan. Jangan
membuat seorang Pengelana Mimpi melakukan cara lain untuk membuatmu
menemuinya. Kau tak menganggap dirimu begitu? Dari mana aku tahu? Oh ya.
Tentu saja Pengelana itu yang memberi tahuku. Kau ingat kan, setelah
mengecap sisa teh dilidahnya, ia mulai mengeluh tentang kau yang
melupakannya. Katanya kau terlalu sibuk. Kau begitu giat di dunia yang
kita hidupi. Yang kuminta, tolong, jangan membuatku khawatir lagi,
kumohon.
Begitukah menurutmu? Aku terlalu Khawatir?
OK, baiklah. Kekhawatiranku adalah salahku,
aku menyadarinya. Sesaat kemudian aku berpikit aku tak peduli jika kau
tak menghawtirkan kekhawatiranku, tapi dunia ini penuh dengan orang yang
peduli padamu dan sepatutnya kau peduli pada kekhawatiran mereka.
Ikutilah kemana Tuan Pengelana Mimpi mengajakmu berkelana di dalam Padang
Bunga Matahari Cebol. Jika kau sudah bertemu dengannya, sampaikan salam dan terima kasihku padanya.
Semoga cepat sembuh, Gula.
2 comment:
nama temennya antik. Gula. pasti manis orangnya. hehe
Sepertinya alam mimpi tetap akan menarik kanda, karena saya sedang menikmatinya.
Banyak alasan untuk bertemu gula, cobalah lagi kanda :D
*sok tau*
Posting Komentar