24 Agustus 2012

Dongeng Permohonan dari Alam Mimpi

  • Pict from here

    Kepada Gula.
    kudengar dirimu sedang sakit. sebuah hal yang biasa terjadi pada kita, manusia. namun dibalik hal yang biasa, aku tahu kau punya kebiasaan yang tidak biasa. kebiasaan itu, yang percaya atau tidak sepertinya membuatmu tidak enak badan. Bila malam bahkan telah menjadi terlalu buta, kau masih belum mau memejamkan mata. Maka setenang apapun diriku, aku tak bisa memendam kekhawatiran akan kebiasaanmu. Jangan lakukan itu, manis. Kau sedang sakit. orang sakit butuh istirahat, butuh tidur. akitvitas bukanlah pilihan yang bijak untuk siapa pun yang sedang terkulai sepertimu.

    Gula, tahukah kau apa yang terjadi pada mereka yang keras kepala dan menjadi lupa pada kewajiban mereka saat malam menggantung? lupa tidur.
    Akan kuceritakan – kudongengkan tepatnya – padamu.

    Ini adalah cerita sahabatku yang baik hati. Namanya Tuan Pengelana Mimpi. Penjaga Alam Mimpi yang diciptakan oleh Oneiroi, dewa-dewa Alam Mimpi. wujudnya seperti anak lima belas tahun dengan baju berwarna hijau bermotif Cypress yang selalu tersenyum pada manusia yang melompat ke portal Alam Mimpi. seperti sosok di film yang dulu pernah kau tonton, Peter-pan mungkin, hanya sedikit lebih besar. Ia ditugaskan untuk menemani kita, para pemimpi selama berada di Taman Bunga Matahari Cebol, sebuah taman bunga matahari setinggi lutut orang dewasa yang terhampar luas. Serupa langganan, entah bagaimana, ia akan mengingat kita satu-satu. lalu, ia akan mereka-reka kapan biasanya kita akan melompat ke portal. Dan setelah mendengar Induk Pagi berkokok ia akan menebar Serbuk Vanisha di kepala kita. supaya kita menjadi lupa dan tidak bosan untuk datang ke taman dan bermain bersamanya. itulah mengapa kita tidak ingat apa yang kita mimpikan saat malam dan menggantinya dengan proyeksi memori-memori masa lalu kita.

    Selain baik hati dan murah senyum, Tuan Pengelana Mimpi sebenarnya sedikit egois. Ada hal lain yang tak pernah lepas dari ingatan Tuan Pengelana Mimpi ketika ia menemukan orang-orang yang masih terjaga hingga jarang menemuinya dalam Taman Bunga Matahari Cebol. Kau misalnya. Kau tahu, ia seolah mencari-cari cara agar kau mau menikmati alam mimpi bersama lebih lama dari biasanya. Maka ia membuatmu lemah, agar kau tak pernah jauh-jauh dari portal penghubung antara kau dan dia. Di dunia kita biasa menyebut kelemahan itu sebagai Sakit, dan portal itu disebut Tidur. Setiap kali Tuan Pengelana Mimpi tak mendapatimu di portal itu lebih awal, ia akan kecewa. Kekecewaan yang menumpuk membuatnya menjemputmu melewati portal, membawa Serbuk Sari Bunga Kaktus Mimpi dan menyebarkannya di atas kepalamu agar darah dikepalamu berdenyut deras dan kau merasakan kehangatan yang berlebih. Sekarang kau tahu kan kenapa kau merasa demam? Serbuk Sari Bunga Kaktus Mimpi itu nantinya akan tumbuh menjadi bitik-bintik merah di tubuhmu hingga kau akan terlihat seperti kaktus yang dicabuti duri-durinya. setelahnya ia akan menumpahkan air Ingazu yang kental yang diambilnya dari telaga di alam mimpi ke dalam hidungmu. kau juga tahu kan apa yang kau lakukan saat hidungmu penuh dengan cairan itu? kau akan butuh tissue yang sangat banyak. Ya, begitulah cara Tuan Pengelana Mimpi membawamu kembali padanya. Dan itu akan sangat lama sebagai ganti waktumu bersamanya yang kau alpakan.

    Kau mungkin tahu aku tak bisa menyembunyikan kekhawatiranku pada apa yang terjadi. Ya, itu terlalu tak terlihat sebagai sesuatu yang wajar. Maka aku menunggu alasan-alasan untuk mendatangimu, alasan yang semoga tak membuat seseorang sepertimu merasa risih. Kadang aku berpikir bahwa aku memang seorang yang bodoh yang mengharap pada khayal-khayal yang diceritakan Tuan Pengelana Mimpi, tapi menjadi bodoh bukan salah satu alasan untuk berhenti melihat senyum dari balik selimutmu. Sebenarnya, ia banyak bercerita padaku. Setiap ia mengunjungi portalku, ia selalu menyempatkan diri menenggak sedikit teh yang kuseduh. Setelah mengecap sisa teh di lidahnya, ia mulai mengeluh tentang kau yang melupakannya. Betapa ia selalu menantikanmu dan kau baru terpejam ketika terpaksa ia menyewa Dewi-Dewi Kantuk untuk duduk di pelupuk matamu – akan kuceritakan tentang dewi-dewi itu lain kali jika kau penasaran. Tapi kini , kepercayaan Oneiroi padanya mulai menipis sehingga ia dilarang menjemput manusia melewati portal. Maka untuk membawamu ke portal, ia harus diam-diam melanggar Undang-Undang Ketertiban Tidur tentang Batas Wilayah Alam Mimpi. Kau pasti begitu menawan hingga seorang Pengelana Mimpi rela berbuat begitu. Ya, sepertinya kau memang.

    Begitulah kisahnya. sstt! jangan cerita pada orang lain ya, nanti alam mimpi menjadi tidak menarik lagi.

    Yang ingin kukatakan adalah, tolong! Jangan memaksa dirimu berlebihan. Jangan membuat seorang Pengelana Mimpi melakukan cara lain untuk membuatmu menemuinya. Kau tak menganggap dirimu begitu? Dari mana aku tahu? Oh ya. Tentu saja Pengelana itu yang memberi tahuku. Kau ingat kan, setelah mengecap sisa teh dilidahnya, ia mulai mengeluh tentang kau yang melupakannya. Katanya kau terlalu sibuk. Kau begitu giat di dunia yang kita hidupi. Yang kuminta, tolong, jangan membuatku khawatir lagi, kumohon.


    Begitukah menurutmu? Aku terlalu Khawatir?


    OK, baiklah. Kekhawatiranku adalah salahku, aku menyadarinya. Sesaat kemudian aku berpikit aku tak peduli jika kau tak menghawtirkan kekhawatiranku, tapi dunia ini penuh dengan orang yang peduli padamu dan sepatutnya kau peduli pada kekhawatiran mereka. Ikutilah kemana Tuan Pengelana Mimpi mengajakmu berkelana di dalam Padang Bunga Matahari Cebol. Jika kau sudah bertemu dengannya, sampaikan salam dan terima kasihku padanya.


    Semoga cepat sembuh, Gula.

2 comment:

Unknown mengatakan...

nama temennya antik. Gula. pasti manis orangnya. hehe

Ujang Arnas mengatakan...

Sepertinya alam mimpi tetap akan menarik kanda, karena saya sedang menikmatinya.

Banyak alasan untuk bertemu gula, cobalah lagi kanda :D
*sok tau*

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.