Di halte ini lagi,
sekali waktu aku duduk di sudut. Mencari makna yang lalai digadaikan
kalender tentang betapa kita telah jauh tenggelam dalam dunia yang
terpisah nan sarat. Kita mencoba tersesat dengan mengambil rute yang
berbeda dan melupakan tujuan kita menggulirkan roda-roda pelangi. Kita
hanya membawa satu bekal. Kau dengan kenangmu, aku bersama imajiku.
Entah untuk berapa lama, aku akan menyantapnya sambil rela menadah jalan
kosong mengalasi antara. Kau juga mungkin akan lupa bertanya kapan kita
akan menemukan kursi bersisian di bus yang sama. Perhentian pertama...
0 comment:
Posting Komentar