Biarkan seberapa panjang hidupmu menjadi rahasia tuhan. Yang perlu kamu cari tahu, seberapa cukupkah kamu memaknainya. ~ Falra.
Dear Falra, sahabatku.
Seperti yang kamu lihat disekitarmu sekarang, tahun masehi
2013 akan berakhir beberapa jam lagi. Orang-orang tengah sibuk mengepak masa
lalu masing-masing dan memindahkannya di tahun yang baru. Mereka sedang khidmat
menghitung atau menganalisa harapan yang mereka capai atau tidak dicapai sampai
akhir tahun ini, juga mendesain harapan-harapan yang baru untuk ditempelkan di dinding kamar mereka
sepanjang dua belas bulan ke depan. Walaupun tak sungguh-sungguh, kamu juga
melakukannya. Ya, kamu tak pernah sungguh-sungguh membuat atau merefleksikan
harapan-harapanmu setiap akhir tahun. Que
sera sera, begitu selalu katamu.
Harapan, fal, tidak ditentukan oleh banyak atau baiknya ia
dituliskan, tapi oleh usaha dan konsistensimu untuk mewujudkannya. Lalu usaha
dan konsistensi itu akan terjaga hanya ketika kamu benar-benar menginginkan
harapan itu terwujud. Maka, ketika kamu tidak sungguh-sungguh membuatnya, kamu
pun akan lebih banyak menemui kegagalan yang membuatmu menjadi tidak
sungguh-sungguh membahasnya ketika waktu setahun itu usai. Maksudku, buatlah
sesuatu yang betul-betul kamu inginkan. Dan lakukan dengan penuh perenungan. Masuklah
ke dalam hatimu dan temukan sesuatu yang sesungguhnya ingin kamu wujudkan.
Kamu tahu, harapan atau keinginan atau mimpi atau apapun
namanya, bukan itu dan pewujudannya yang esensial. Lebih dari sekedar
mewujudkan impian, kehidupan itu tentang seberapa cukup kamu memaknainya. Dengan
impian-impian yang ingin kamu wujudkan, kamu akan tahu seberapa berartinya
hidupmu, setidaknya bagi dirimu sendiri. Agar pada akhirnya nanti, kamu tidak
mati dengan kesia-siaan. Maka dari itu kamu perlu membuat sebuah impian yang
betul-betul kau inginkan, fal. Kamu juga harus berhenti membuatnya secara
situasional. Itu akan membuatmu tidak konsisten. Kamu tak akan tahu, apa kamu
betul-betul masih menginginkannya disuatu saat yang nanti.
Fal,
Akhir tahun memang bukan satu-satunya waktu untuk menentukan
resolusi. Ia hanyalah penanda waktu mulai dan deadline bagi harapan-harapanmu itu. kamu bisa memulainya dari mana
saja sepanjang kamu menentukan batas waktunya. Tetapi sekali lagi, bukan itu
yang utama. A matter of fact, itu
hanyalah cara agar kamu bisa berubah menjadi lebih baik. Dengan membuat sesuatu
yang kamu impikan dan mewujudkannya, kamu seharusnya menjadi seseorang yang tak
lagi sama dengan dirimu di awal tahun.
Tepat ketika kamu menjadi seseorang yang lebih baik karena
tercapainya impian, kamu seharusnya menjadi lebih dekat dengan tujuan hidupmu. Bahkan,
kamu seharusny bisa lebih dekat dengan Tuhan-mu.
Bahkan jika apa-apa yang kamu impikan tidak menjadi nyata,
kamu seharusnya bisa belajar dari seberapa keras kamu berusaha mewujudkannya.
Tidak, fal. Saya tidak sedang menyuruhmu untuk mulai
mencatat perihal harapan-harapan yang ingin kau wjujudkan tahun depan. Lebih dari
itu, sebenarnya saya hanya ingin kamu, kita, maksudku, kamu dan aku, bisa belajar
untuk menjadi lebih baik dari diri kita yang sekarang. belajar melihat dunia
lebih luas. Seperti menaiki tangga yang tinggi lalu melihat seberapa mengagumkannya
perjalanan yang kita tempuh. Belajar menyisipkan esensi dari setiap
impian-impian kita, agar pada akhirnya nanti, ketika tiba saatnya kita mengevaluasi,
kita tidak hanya membubuhkan tanda check pada setiap impian itu lalu beralih
pada impian-impian baru, tetapi juga menjadi
semakin dekat dengan sebentuk kedamaian yang dicari setiap orang: kesempurnaan.
Salam sayang dari sisi dirimu yang lain.
Falra.
0 comment:
Posting Komentar