
Pict. from here
Sudah sepuluh kemarau
sejak kau tak lagi terlihat di tebing Padangkawi, memandangi lautan yang selalu
bungkam setelah mencuri kekasihmu. Sambil berdiri, kau dulu selalu bertanya
pada angin laut tentang kabar kekasihmu itu setiap Minggu sore, mengacuhkan
para camar yang menertawaimu. Saat lelah berdiri, kau mulai mencari ranting
pohon lalu duduk sambil mengukir nama kekasihmu itu...